Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin, dan garis lintang. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Adapun macam-macam interaksi yang terjadi dalam kehidupan antara lain interaksi antar organisme, interaksi antar populasi dan interaksi antar komunitas.
Faktor Iklim Mikro
1. Intensitas Cahaya
Cahaya adalah unsur terpenting bagi tanaman untuk melakukan fotosintesis. Pada proses ini dapat menghasilkan sumber makanan di ekosistem sehingga ketersediaan cahaya merupakan faktor penting. Cahaya dapat menembus udara dengan sangat mudah, sehingga sebagian tanaman terestrial akan mendapatkan banyak cahaya. Cahaya merupakan gelombang yang membawa energi dari panas matahari, dan intensitas cahaya merupakan aspek terpenting diantara aspek pendukung lainnya (Strandtmann, 1967).
2. Temperatur
Temperatur tahunan dapat dijadikan sebuah parameter temperatur. Hubungan temperatur lebih banyak berkaitan dengan lamanya musim pertumbuhan serta beberapa proses yang bergantung pada temperatur selain proses fotosintesis. Di darat suhu dapat dengan mudah bervariasi 20ยบ C dari siang hingga malam, dan bahkan lebih dari musim panas ke musim dingin (Krebs, 1978)
3. Kelembaban Relatif
Kelembaban udara menggambarkan suatu perbandingan antara tekanan uap pada saat itu dengan uap air jenuh pada suhu yang sama.
4. Kecepatan dan arah angin
Angin permukaan mengalami distorsi dari pergerakan lurus utara-selatan karena adanya rotasi bumi danmenurun ke arah kutub. Sehingga pola sirkulasi atmosferikdi belahan bumi selatan merupakan kebalikannya (Rossby, 1941).
Faktor Geografis
Kisaran geografis organisme akan mengalami perubahan, sehingga menjadi luas Seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan ini merupakan hasil dari dua proses yang kontras,yaitu: pembentukan dan kepunahan. Pembentukan spesies terjadi ketika individu menempati daerah-daerah baru dan mampu mempertahankan populasi yang layak reproduktif. Spesies selalu berusaha untuk memperluas distribusi spasial seperti atasannya kesempatan mereka untuk kelangsungan hidup jangka panjang. Kepunahan adalah sebuah proses yang menghilangkan anggota dari sebuah spesies dari semua atau bagian dari jangkauan geografis. Kepunahan terjadi ketika sejumlah besar individu dari suatu spesies yang dibunuh oleh biotik abiotik interaksi atau perubahan lingkungan. Terbatas kepunahan yang terjadi di dalam sub-daerah kecil dari suatu spesies kisaran biasanya cukup umum (Kennedy, 1993).
Daerah-daerah tertentu kemungkinan mempunyai landskap berbukit-bukit seragam, bergunung-gunung, campuran tanah datar, dan bukit-bukit curam. Tahap akhir proses pelapukan geologis , produksi terestrial adalah regolit, yaitu suatu masa partikelbantuan yang relatif lepas satu sama lain. Ketika regolit melapuk lebih lanjut, maka akan terjadi beberapa kejadian, antara lain: ukuran partikel akan terus berkurang, bahan-bahan yang larut di dalam cenderung tercuci dari partikel-partikel batuan, dan sisa-sisa partikel batuan akan berkembang membentuk susunan vertikal yang khusus berdasarkan sifat-sifat fisis dan kemis. Produk akhir dari proses-proses ini merupakan sistem fisis, biologis, dan kemis yang kompleks, produk inilah yang dinamakan dengan tanah. Profil tanah terdiri atas lapisan yang tersusun oleh sisa-sisa tanaman dan binatang yang tidak dapat terurai. Di bawah lapisan ini terdapat lapisan humus atau horizon Oksigen yang dihasilkan oleh dekomposisi binatang dan tanaman yang mati (Witkamp, 1966).
Faktor Edaphis
1. Jenis, struktur dan tekstur tanah
Tanah adalah bagian dari ekosistem yang menghasilkan input energi dan matrial dari atas yg berinteraksi dengan pelapukan yang lambat. Hal yang dapatmempengaruhi jenis tanah antara lain bentk,ukuran dan jumlah partikel yang terkandung. Beberapa tipe tanah yang dapat dihuni oleh organisme antara lain latosol, andosol, podsol, grumusol, regosol, aluvial dan laiinya. Sturktur tanah dapat meliputi beremah, beragregat, tidak beragregat, atau lainnya. Sedangkan untuk tekstur dapat berupa pasir, pasir berdebu, tanah berdebu, tanah liat dan lainnya. Lima faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari karakteristik tanah antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
2. Temperatur dan Keasaman Tanah
Temperatur sangat berpengaruh terhadap proses penyerapan nutisi atau zat hara yang terkandung dalam tanah. Semakin tinggi nilai temperatur menunjukkan semakin cepat proses terjadinya reaksi tersebut, selain itu dapat juga bermanfaat dalam kecepatanpenguraian serasah.
Sifat kimia tanah meliputi pH tanah dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Mengetahui besaran nilai pH tanah sangat diperlukan untuk dapat mengetahui kualitas dari tanah tersebut. Proses penghitungan pH dapat ditentukan dengan pengambilan sampel yang kemudian sampel yangkemudain akan disuspensi sehingga dapat diketahui nilai pHnya.
3. Ketebalan serasah dan humus
Bentuk susunan vertikal tanah menunjukkan profil tanah. Dalam bentuk yang ideal, profil tanah tanah terdiri dari suatu seri lapisan horinsontal yang berbeda atau disebut horison. Permukkaan atas merupakan serasah yang terdiri dari litter (lapisan yang terdiri dari sisa tanaman dan binatang yang tidak dapat terurai). Lapisan kedua terdapat lapisan humus yang dihasilkan oleh dekomposisi binatang dan tanaman yang mati. Kedua lapisan ini terdiri dari bahan organik, dengan partikel-partikel yang relatif kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Strandtmann, R.W., 1967. Terrestrial Prostigmata (Trombidiform mites). Antarctic Research Series 10, 51–95.
Krebs, C.J., 1978. Ecology: the Experimental Analysis of Distribution and Abundance, second ed. Harper & Row, New York.
Kennedy, A.D., 1993. Water as a limiting factor in the Antarctic terrestrial environment: a biogeographical synthesis. Arctic and Alpine Research 25, 308–315.