Jumat, 24 September 2010

Tanaman Obat

HALAMAN PERSETUJUAN


Nama               : -Faridatul Maghfiroh
                          -Siska Kumala Dewi
                          
NIM                : 0810910007
                          0810913051
                        
Fakultas           : MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
Universitas      : Brawijaya
Tingkat            : Program Pendidikan Sarjana
Judul               : PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN TANAMAN OBAT
Pembimbing    : dr. Nunung Harijati, MS







Malang, 29 Juni 2010
Pembimbing




dr. Nunung Harijati, MS
NIP: 19611105-199002-2

HALAMAN PENGESAHAN
KULIAH KERJA LAPANG
PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN TANAMAN OBAT



Mengetahui,
Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Lapang





dr. Nunung Harijati, MS
NIP: 19611105-199002-2












Pemohon,




Faridatul Maghfiroh                                                            Siska Kumala Dewi
(0810910007-91)                                                                   (0810913051-91)


I.     Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan.
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang sejak berabad-abad yang lalu, terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya (Sukandar, 2006).
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan. Sebagai contoh lempuyang di pasaran ada beberapa macam yang agak sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Lempuyang emprit (Zingiber amaricans) memiliki bentuk yang relative lebih kecil, berwarna kuning dengan rasa yang pahit. Lempuyang emprit ini berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang kedua adalah lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) yang memiliki bentuk lebih besar dan berwarna kuning, jenis ini pun berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang ketiga adalah lempuyang wangi (Zingiber aromaticum) yang memiliki warna agak putih dan berbau harum. Tidak seperti kedua jenis lempuyang sebelumnya, jenis ini memiliki khasiat sebagai pelangsing (Sastroamidjojo, 2001).
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tidak dapat dikonsumsi sembarangan, melainkan tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air. Sedangkan daun mindi, baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7 lembar dalam takaran air tertentu (Suarni, 2005). Hal ini menepis anggapan bahwa, obat tradisional tidak memiliki efek samping. Anggapan bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah menghilang adalah keliru, sampai batas-batas tertententu mungkin benar, akan tetapi bila sudah melampaui batas, justru akan membahayakan. Efek samping tanaman obat dapat digambarkan dalam tanaman dringo (Acorus calamus), yang biasa digunakan untuk mengobati stres. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa bioaktif asaron. Senyawa ini punya struktur kimia mirip golongan amfetamin dan ekstasi. Dalam dosis rendah, dringo memang dapat memberikan efek relaksasi pada otot dan menimbulkan efek sedatif (penenang) terhadap system saraf pusat (Manikandan dan Devi, 2005; Sukandar, 2006). Namun, jika digunakan dalam dosis tinggi akan memberikan efek sebaliknya, yakni meningkatkan aktivitas mental (psikoaktif) (Fang, dkk., 2003).
Satu  jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi. Contoh, daun Tapak dara mengandung alkaloid yang bermanfaat untuk pengobatan diabetes. Akan tetapi daun Tapak dara juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ± 30%., akibatnya penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi (Bolcskei, dkk., 1998; Lu, dkk., 2003; Noble, 1990; Wu, dkk., 2004).

II.  Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakan kuliah kerja lapang adalah :
  1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Biologi, FMIPA,  Universitas Brawijaya, Malang.
  2. Mengerti penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh diperkuliahan sehingga dapat meningkatkan pemahaman ilmu-ilmu tersebut.
  3. Guna menumbuhkan kesiapan mental mahasiswa dalam memasuki dunia kerja

     2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilaksanakan Kuliah Kerja Lapang adalah:
1.  Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman obat
2. Untuk mengetahui mekanisme pemeliharaan tanaman obat sehingga tetap terjaga kelestariannya.
3. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan jenis tanaman obat yang sering digunakan.
4. Untuk mengetahui penggunaan tanaman obat
5. Untuk mengetahui proses pengolahan tanaman obat

III. Manfaat  Kuliah Kerja Lapang
Kuliah Kerja Lapang memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa, bagi pihak Perguruan Tinggi juga instansi yang bersangkutan:

3.1. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata perusahaan, dan dapat menambah kemampuan mahasiswa baik soft skill ataupun hard skill.
3.2. Bagi Perguruan Tinggi
Tercipta pola kemitraan yang baik dengan instansi tempat mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Lapang.

IV. Pelaksanaan
4.1. Tempat Kuliah Kerja Lapang
Kuliah Kerja Lapang akan dilaksanakan di UPT Materia Medica Kota Batu.

4.2.  Waktu pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapang kurang lebih selama 2 minggu, yakni mulai bulan Juli 2010.

V.      Metodologi
  1. Mengobservasi untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dilapangan dengan mengamati secara langsung di lapangan.
2.      Ikut terlibat langsung dalam kegiatan Instansi yang terkait.

VI.    Tabel Kerja
No
Kegiatan
Juni
Juli
Agustus
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Penyusunan proposal












2
Perijinan





 √






3
Pembimbingan




√ 

 √


 √

 √
4
Pelaksanaan





 √
 √








VII.Peserta Kuliah Kerja Lapang
Peserta Kuliah Kerja Lapang adalah sebagai berikut :
1.            Nama                     : Faridatul Maghfiroh
NIM                      : 0810910007-91
Program Studi       : Biologi
Jurusan                  : Biologi
Fakultas                 : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas            : Universitas Brawijaya, Malang. 

2.            Nama                     : Siska Kumala Dewi
NIM                      : 0810913051-91
Program Studi       : Biologi
Jurusan                  : Biologi
Fakultas                 : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas            : Universitas Brawijaya, Malang 

3.          
   VIII. Penutup
Demikian proposal Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini dibuat, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Malang, 29 Juni 2010


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Lapang




dr. Nunung Harijati, MS
NIP: 19611105-199002-2





Pemohon,




Faridatul Maghfiroh                                                            Siska Kumala Dewi
(0810910007-91)                                                                   (0810913051-91)




DAFTAR PUSTAKA
Bolcskei H., Szantay C. Jr., Mak M., Balazs M., Szantay C. 1998. New Antitumor Derivatives Of Vinblastine, Acta Pharm Hung., 68(2): 87-93.
Fang Y., Li L., Wu Q. 2003.  Effects Of Beta-Asaron On Gene Expression In Mouse Brain, Zhong Yao Cai, 26(9):650-2.
Lu Y., Hou S. X., Chen T. 2003. Advances In The Study Of Vincristine: An Anticancer Ingredient From Catharanthus Roseus, Zhongguo Zhong Yao Za Zhi., 28(11):1006-9.
Manikandan S, Devi RS. 2005. Antioxidant Property Of Alpha-Asarone Against Noise-Stress-Induced Changes In Different Regions Of Rat Brain., Pharmacol Res., 52(6):467-74.
Noble R. L. 1990. The Discovery Of The Vinca Alkaloids—Chemotherapeutic Agents Against Cancer, Biochem Cell Biol., 68(12):1344-51.
Sastroamidjojo S. 2001. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat. Jakarta. 170.
Sukandar E. Y. 2010. Tren dan Paradigma Dunia Farmasi, Industri-Klinik-Teknologi Kesehatan,  disampaikan dalam orasi ilmiah Dies Natalis ITB,  http://itb.ac.id/focus/ focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf. Diakses  Tanggal 25 Juni 2010. 
Suarni. 2005. Tanaman Obat tak Selamanya Aman,  http://pikiran -rakyat.com. Diakses  Tanggal 25 Juni 2010. 
Wu M. L., Deng J. F., Wu J. C., Fan F. S., Yang C. F. 2004, Severe bone marrow depression induced by an anticancer herb Cantharanthus roseus,   J Toxicol Clin Toxicol, 42(5): 667-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar